MENENGOK PROSPEK BUDIDAYA CACING SUTRA DI KALURAHAN BANJARHARJO, KAPANEWON KALIBAWANG

Budidaya Cacing Sutra (Tubifex sp), saat ini banyak dilakukan oleh pelaku utama perikanan yang tergabung dalam kelompok-kelompok pembudidaya ikan. Manfaat cacing sutra yaitu sebagai pakan alami benih ikan air tawar khususnya lele dan gurami, juga sebagai pakan ikan hias. Jumlah pembudidaya cacing sutra di Kalurahan Banjarharjo dilakukan oleh 28 orang yang tersebar di Pedukuhan Salam, Pedukuhan Salak Malang dan Pedukuhan Duwet II dengan luasan lahan 1-1,2 Ha.

Salah satu pembudidaya cacing sutra di Pedukuhan salak malang yaitu Imbajaya (Mbah Joyo) menyampaikan bahwa sudah memulai budidaya cacing sutra semenjak tahun 2015 dengan luas lahan 145 m2 yang terbagi menjadi 3 bedengan. Secara teknis disampaikan bahwa cacing sutra dapat hidup pada dua media yaitu lumpur halus dan air yang mengalir, untuk itu hal pertama yang harus diperhatikan dalam budidaya cacing sutra ini adalah ketersediaan air yang mengalir secara terus menerus. Lahan di olah menjadi lumpur halus kemudian disekat menjadi bedengan-bedengan dengan lebar 2-2,5 m. Bedengan sebaiknya dibuat 6 unit atau kelipatannya untuk memudahkan pengaturan pemanenan nantinya. Selanjutnya lahan di beri limbah kotoran burung puyuh dengan jumlah 500-1000 gr/m. Media atau lahan budidaya kemudian didiamkan selama 2 minggu serta tergenang air  dengan ketinggian 3-5 cm baru kemudian ditebar induk cacing sutra dengan jumlah 0,25-0,5 liter/m2. Setelah penebaran induk kemudian dilakukan perawatan yaitu pemberian pakan berupa limbah kotoran burung puyuh tiap hari 500-1.000 gr/m2 dan lahan di dialiri air terus menerus dengan ketinggian 3-5 cm  dengan debit 3-5 liter/m2. Setiap 3 hari sekali dilakukan pengadukkan media secara berlahan untuk mengurangi pertumbuhan lumut dan agar media dan pakan tercampur secara merata. Pemanenan perdana dilakukupa pada 2-3 bulan pemeliharaan, selanjutnya pemanenan dapat dilakukan 6 hari sekali pada bedengan yang sama.

Dengan minimal 6 bedengan, pemanenan  dapat dilakukan setiap harinya. Dari luas lahan 145 m2 Mbah joyo dapat memanen setiap harinya 5-6 liter cacing sutra dengan harga Rp.30.000/liter. Dengan biaya produksi kurang lebih Rp.10.000/ liter untuk biaya pembelian limbah kotoran puyuh, transportasi, sewa lahan, dan tenaga, Mbah Joyo setiap hari dapat keuntungan Rp.100.000- Rp.120.000 sehingga dalam satu bulan meraup keuntungan bersih 3 juta - 3,6 juta. Lebih lanjut disampaikan bahwa perawatan harus dilakukan secara baik dan kontinyu agar produktifitas dapat tinggi, sehingga hasil panen juga tinggi. Dengan biaya yang sangat murah dan teknologi yang sangat sederhana, serta prospek pasar dan harga yang tinggi, saat ini Budidaya cacing sutra semakin berkembang dan banyak diminati terutama dilakukan oleh kalangan muda imbuhnya.

 

Penulis : Ibnu Budiono, S.Pt Penyuluh Perikanan Kapanewon Kalibawang. 072022.