MONEV POKLAHSAR: PEMANTAUAN PROGRES PEMANFAATAN BANTUAN HIBAH DAIS

Kulon Progo - (21/05/2024) Bidang P2HP Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo melakukan monitoring dan evaluasi ke dua kelompok binaan di Kapanewon Galur yang mendapatkan bantuan alat dari Dana Keistimewaan, yaitu Poklahsar Jaya Bersama dan Poklahsar Setya Budi. Pada kegiatan tersebut, tim P2HP melakukan pemantauan progres dan kendala terkait alat bantuan yang telah diberikan. Selanjutnya, juga dilakukan pembinaan lebih lanjut kepada poklahsar untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan alat dan meningkatkan produksi olahannya.

Tujuan monev pertama yang dilakukan oleh tim P2HP adalah Poklahsar Jaya Bersama yang beralamat di Pandowan, Nomporejo, Galur. Kedatangan tim P2HP disambut baik oleh Ibu Iffah Nurdiniah selaku ketua Poklahsar Jaya Bersama. Kelompok ini memiliki 10 anggota yang setiap anggotanya mempunyai usaha pengolahan ikan, seperti bandeng presto, aneka peyek ikan, pepes impun, pepes tongkol suwir, kentang mustofa teri, bakso ikan, cilok ikan, sempol ikan, sambal cumi dan teri. Pemasaran dari Poklahsar ini sudah menembus salah satu marketplace yang ada di Kulon Progo, yaitu BelaBeliKu dan telah menerapkan gratis ongkir yang memberi keuntungan dan kemudahan bagi pembeli.

Ibu Iffah menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan alat yang telah diberikan, poklahsar Jaya Bersama dapat lebih cepat memproduksi olahannya, sehingga lebih menghemat waktu dan meningkatkan kuantitas produksinya. Semua bantuan alat telah digunakan, namun spinner dan vacuum sealer belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Spinner belum dapat digunakan karena bahan baku untuk membuat produk adalah ikan-ikan kecil, sehingga jika menggunakan spinner ikan tersebut mudah hancur. Sedangkan, vacuum sealer memerlukan plastik khusus yang di daerah tersebut belum banyak dijual.

Selanjutnya, bidang P2HP berkunjung untuk melakukan monitoring evaluasi di Poklahsar Setya Budi. Poklahsar Setya Budi beralamat di Modinan, Brosot, Galur, Kulon Progo. Anggota Poklahsar Setya Budi berjumlah 10 anggota dengan diketuai oleh Ibu Diyem. Olahan yang menjadi unggulan dari kelompok ini adalah bandeng presto. Bandeng presto dijual di pasar dan biasanya terdapat pesanan dari lingkungan sekitar. Bahan baku bandeng didapatkan dari Semarang dengan harga Rp24.000,- sampai Rp30.000,- per kilogram. Kelompok ini biasanya membeli 50 kg dalam satu kali pengambilan. Bandeng presto dibuat dengan bahan-bahan seperti garam, bawang putih, ketumbar, dan kunyit dengan takaran khas dari Poklahsar Setya Budi. Bandeng presto dikemas menggunakan keranjang bambu dengan harga Rp5.000,- per keranjang. Jika memasuki Bulan Ramadhan dan lebaran, penjualan bandeng meningkat 2 kali lipat hingga 30kg/hari.

Pada monev ini, Ibu Ngadikem adalah satu-satunya anggota kelompok yang memproduksi bandeng dari Poklahsar Setya Budi. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan dan menyatakan telah bekerjasama dengan kelompok dalam usaha diversifikasi produk. Sebagai tambahan, Ibu Diyem, ketua Poklahsar menyampaikan jika kelompok belum dapat maksimal dalam penggunaan bantuan alat yang telah diberikan. Hal tersebut dikarenakan dalam kelompok ini hanya salah satu anggota yang aktif mengolah setiap harinya yaitu bandeng presto. Olahan lain dari poklahsar ini seperti cilok ikan, lumpia ikan, dan olahan lainnya dibuat jika terdapat pesanan saja. Permasalahan lainnya adalah poklahsar ini masih kekurangan modal untuk membuat olahan ikan secara berkelanjutan.

Dalam pembinaan yang dilakukan,  Bidang P2HP menyampaikan kepada kelompok agar semua bantuan sarana prasrana dimanfaatkan secara berkelanjutan. Selain itu, menurut bidang P2HP keberanian dalam menawarkan produk untuk kelompok ini masih kurang. Oleh karena itu, bidang P2HP mengharapkan jika bantuan alat tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Pencatatan setiap kegiatan menjadi hal penting untuk menjadi administrasi dan inventaris kelompok. Harapan lain dari bidang P2HP yaitu dapat memanfaatkan vacuum untuk mengemas olahannya agar lebih higienis serta disimpan dalam freezer untuk menjaga ketahanan dan kontaminasi dari bakteri sehingga diharapkan pula pemasaran produk dapat menembus pasar modern.

Kontributor: Devi Nurviana A. & Kurnia Ratri Assalma (Mahasiswa MBKM UGM)