Pelaku usaha perikanan di Kulon Progo memang kreatif ! Baik pada usaha pembudidayaan ikan, penangkapan ikan atau pengolahan pemasaran perikanan. Hal tersebut terlihat jelas setidaknya ketika melihat keberadaan UPI Sari Laut dari Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo. Unit Pengolahan Ikan (UPI) ini sangat kreatif bahkan berawal dari namanya yaitu Sari Laut walaupun lokasi dari UPI tidak berada di pinggir laut. Ketua kelompok, Sugeng Widodo menyebutkan Sari Laut berawal dari ide kelompok pengolahan yang berusaha memberikan arti terpenting dari laut. Memang, kata “sari” dapat berarti bagian paling terpenting, seprti serbu sari sebagai bagian terpenting dari bunga. Sari Laut dimaksudkan untuk memberikan kepada masyarakat hal terpenting dari Laut sebagai pemenuh gizi masyarakat yang baik dan sehat. Ikan sebagai hasil komoditas perikanan penting lautan menjadi bahan olahan dari UPI Sari Laut untuk memenuhi gizi masyarakat Kulon Progo.
Bahkan kelompok ini tidak bersinggungan langsung dengan laut atau pesisir Kulon Progo. Wilayah pesisir Kulon Progo hanya terdapat di empat kapanewon di selatan Kulon Progo yaitu Galur, Panjatan, Wates dan Temon. Sentolo merupakan kapanewon dengan kontur wilayah berbukit, tanah cenderung kering. Menariknya, kondisi ini justru dimanfaatkan kelompok untuk melakukan usaha perikanan pengolahan ikan. Produk olahan ikan dari kelompok ini adalah ikan bandeng presto.
Bandeng memang bukan ikan yang banyak dibudidayakan di Kulon Progo. Presto juga bukan dominasi olahan ikan kelompok ikan di Kulon Progo. Tetapi memang, UPI Sari Laut berusaha mengembangkan komoditas olahan ikan ini. Selama ini, kelompok mendatangkan bahan ikan bandeng dari Lamongan Jawa Timur. Ikan bandeng segar didatangkan tiap dua hari sekali untuk kemudian langsung diolah dalam tungku kayu bakar. Usaha pengolahan memang dilakukan manual tanpa teknologi modern. Agar nuansa sedap kayu bakar masih terasa di produk bandeng presto. Daun pisang digunakan sebagai tambahan unsur tradisi dalam pengolahan bandeng presto.
Hal yang kami jumpai ketika petugas melakukan monev ke UPI ini pada 25 Mei 2022 lalu adalah nuansa sedap terus tercium dari proses pemasakan bandeng walau proses pemasakan bandeng sudah selesai. Hal ini disebabkan penggunaan tungku kayu bakar, daun pisang dan bumbu tradisi dari kelompok. Selain monitoring produk, petugas juga melakukan monitoring perizinan usaha yaitu pendampingan Nomor Induk Berusaha dan Kartu Usaha Perikanan (Kusuka).
Maju terus perikanan Kulon Progo !
Penulis : Nuning Winardi, S.Pi.
Source: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kulon Progo